Kunjungan Trump ke Malaysia, Sambutan Hangat Anwar Ibrahim di KTT ASEAN
bs-meds.com – Kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Malaysia pada 26 Oktober 2025 menjadi sorotan utama di kawasan Asia Tenggara. Tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) dengan pesawat Air Force One, Trump disambut secara meriah oleh Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, beserta para menteri kabinet dan pejabat senior. Acara penyambutan ini tidak hanya menandai partisipasi Trump dalam KTT ASEAN ke-47, tetapi juga menjadi simbol diplomasi baru di tengah dinamika geopolitik yang kompleks.
Kedatangan yang Penuh Upacara
Pesawat Air Force One mendarat di KLIA pukul 09.53 pagi waktu setempat, disambut oleh skadron jet tempur Malaysia sebagai pengawal kehormatan. Karpet merah digelar di landasan pacu, lengkap dengan bendera Jalur Gemilang dan Stars and Stripes yang berkibar berdampingan. Trump, yang tampak bersemangat setelah perjalanan panjang selama 24 jam, turun dari pesawat pukul 10.06 pagi dan langsung disambut Anwar Ibrahim. Suasana semakin hidup ketika Trump bergabung dalam tarian singkat bersama penari tradisional Malaysia, sebuah momen ikonik yang cepat menjadi viral di media sosial.
Setelah upacara penyambutan, Trump dan Anwar naik ke mobil kepresidenan AS yang dikenal sebagai “The Beast” pukul 10.13 pagi, menuju Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC) tempat KTT ASEAN digelar. Anwar menggambarkan kunjungan ini sebagai “prestasi diplomatik” yang mencerminkan komitmen AS untuk terlibat lebih dalam dengan Asia Tenggara, sekaligus menegaskan peran Malaysia sebagai tuan rumah yang inklusif.
Konteks KTT ASEAN dan Peran Malaysia
KTT ASEAN ke-47 ini bertema “Inklusivitas dan Keberlanjutan”, dengan Malaysia sebagai ketua rotasi. Selain Trump, hadir pemimpin dari negara-negara ASEAN, serta tamu kehormatan seperti Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Salah satu highlight adalah upacara penandatanganan deklarasi penerimaan Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN, yang disaksikan oleh para pemimpin, termasuk Anwar dan Perdana Menteri China Li Qiang.
Kunjungan Trump ini merupakan yang pertama baginya ke KTT ASEAN sejak 2017, dan kunjungan Asia pertamanya sejak memulai masa jabatan kedua. Ia dijadwalkan berpidato pada hari pembukaan, membahas isu perdagangan, keamanan regional, dan hubungan AS-ASEAN. Di sela-sela acara, Trump akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Anwar, termasuk penandatanganan kesepakatan perdagangan bilateral dan diskusi tentang mineral kritis.
Diplomasi dan Isu Utama
Kunjungan Trump datang di tengah ketegangan perdagangan AS-China, di mana pejabat ekonomi kedua negara memulai pembicaraan di pinggir KTT untuk meredakan ancaman tarif 100% dari Trump terhadap barang China. Trump juga memuji peran Anwar dalam mediasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja yang mematikan sejak Juli lalu. Pada hari Minggu, para pemimpin menandatangani kesepakatan gencatan senjata yang diperluas, yang disaksikan Trump, Anwar, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet. Kesepakatan ini mencakup pembebasan 18 tawanan perang Kamboja dan penempatan pengamat ASEAN.
Trump menyatakan, “Saya berutang kunjungan ini kepada pemimpin Malaysia, yang merupakan pria sangat baik,” merujuk pada upaya Anwar dalam menyelesaikan konflik tersebut. Selain itu, ASEAN sedang mempertimbangkan pengiriman pengamat pemilu ke Myanmar untuk pemilu akhir tahun di bawah pemerintahan militer.
Namun, kunjungan ini juga menuai kontroversi. Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, rival Anwar, menyerukan pembatalan undangan Trump atas dukungannya terhadap konflik di Timur Tengah, yang oleh komisi PBB ditetapkan sebagai genosida. Meski demikian, Anwar menekankan manfaat ekonomi dan stabilitas regional dari kunjungan ini, sambil menjaga keseimbangan antara AS dan China.
Dampak bagi Hubungan Bilateral dan Regional
Kunjungan Trump memperkuat posisi Malaysia sebagai mitra strategis AS di Asia Tenggara, terutama dalam bidang perdagangan dan keamanan. Trump berencana menandatangani kesepakatan mineral kritis dengan Malaysia dan Thailand, serta kesepakatan perdagangan lebih luas dengan Kamboja. Ini bagian dari tur Asia Trump yang mencakup tiga negara, termasuk pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan untuk KTT APEC.
Analis seperti Thomas Daniel dari Institute of Strategic & International Studies menilai bahwa Malaysia ingin terlibat produktif dengan kedua kekuatan besar, AS dan China, untuk isu-isu seperti perdagangan dan stabilitas regional.
Kunjungan Donald Trump ke Malaysia bukan hanya acara protokoler, melainkan tonggak diplomasi yang menunjukkan komitmen AS terhadap ASEAN di era “tatanan global baru”. Dengan sambutan hangat dari Anwar Ibrahim, kunjungan ini membuka peluang kerjasama baru di tengah tantangan geopolitik. Saat KTT berlangsung, dunia menyaksikan bagaimana Asia Tenggara, melalui Malaysia, berperan dalam membentuk masa depan hubungan internasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.